-Unsur unsur kalimat yaitu subjek yaitu pelaku,predikat yaitu kata kerja (pekerjaan),objek yaitu benda yang dituju (sasaran) oleh subjek,keterangan yaitu pelengkap dari objek
-Pola kalimat dasar yaitu subjek predikat objek
Subjek yaitu pelaku (orang)
Predikat yaitu kata kerja
Objek yaitu Sesuatu yang dituju (benda maupun orang)
-Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi unsure unsure berikut ini
Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisannya
Menumbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisny
-Syarat syarat kalimat efektif adalah memiliki kesatuan gagasan, kesejajaran, kehematan, dan penekanan , kelogisan
a.Kesatuan gagasan disini memperlihatkan kesatuan gagasan dan mengandung satu ide pokok sebuah kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila subjek predikat dan objek saling mendukung.
b.Kesejajaran yang dimaksud adalah penggunaan bentukkan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan
c.Kehematan kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata kata yang tidak perlu
d.Penekanan kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dari unsur unsur yang lain
Pengertian diksi adalah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud
Istilah khusus adalah kata atau kelompok kata yang yang ruang lingkup penggunaannya mencakup hal hal yang sempit contohnya malaria istilah khusus dibidang kesehatan
Istilah umum adalah kata atau kelompok kata yang ruang lingkup penggunaannyamencakup hal hal umum edan mencakup aspek aspek yang lebih luas contohnya hepatitis istilah umum dibidang kesehatan istilah khususnya hepatitis a,b,c
Macam macam makna
1.Makna denotasi
Adalah makna kata atau kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal apa adanya dan tidak mengandung makna tambahan makna denotasi disebut makna lugas atau makna objektif
Contohnya hitam = warna gelap
2.Makna konotasi
Adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran seseorang.konotasi sebenarnya makna denotasi yang telah mengalami penambahan baik dari sikap social,lingkungan geografis ataupun dari factor kesejarahan
Contohnya hitam = hina sengsara lembah hitam
3.Makana leksikal
Adalah makna yang didasarkan makana kamus makna ini terdapat didalam kata kata yang belum mengalami proses perubahan bentuk ataupun kata yang belum digunakan dalam kalimat
Conthnya ayah,pergi,kebun
4.Makna gramatikal
Adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikalisasi bisa berupa pengimbuhan pengulangan atau pemajemukan misalnya yah saya,berpergian,kekebun
5.Makana structural
Yakni makna yang dimiliki oleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat
Misalnya ayah dalam kalimat ayah saya telah peri kekebun kata ayah dalam hal ini bermakna orang tua laki laki yang pergi kekebun
6.Makna kontekstual
Yaitu makna yang terkandung suatu kata yang keberdaan maknanya itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya
Contohnya rajin
7.Makna kalimat berita
kalimat yang isinya berupa penyampaian berita atau informasi
8.Makana kalimat perintah
Adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan kaidah kaidah tandar atau kaidah yang telah dibakukan kaidah standar yang dimaksud adalah EYD tat bahasa bakubatau kamus umum contohnya kata baku adalah saya,mengapa,dilihat,bertemu
Kata tidak baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya tidak memenuhi kaidah kidah umum tersebut contohnya gua,kenapa,dilihatin,ketemu
ragam bahasa adalah Penggunaan bahasa yang sama dengan dialek yang berbeda-beda seperti contoh di atas inilah yang disebut dengan ,,Sebagai contoh pada Ragam Bahasa Indonesia dari faktor geografis, orang Jawa berbincang-bincang dengan orang Batak menggunakan bahasa Indonesia, namun kita tetap dapat membedakan mana yang orang Jawa, dan mana yang orang Batak meski bahasa yang mereka gunakan sama. Dari faktor sosial contohnya, ketika Arif sedang berbicara dengan atasannya atau di ruang rapat, ia menggunakan bahasa yang formal, namun ketika sedang bersama teman-teman lamanya, ia berbicara dengan bahasa nonformal (seperti bahasa gaul) untuk menciptakan suasana keakraban dan tidak kaku.
Ragam lisan, penggunaan bahasa dengan mengeluarkan kata-kata (ucapan) dan diterima dengan indera pendengaran.
Ciri-ciri ragam lisan :
1.Memerlukan kehadiran orang lain
2.Unsur tata bahasa tidak dinyatakan secara lengkap
3.Terikat ruang dan waktu
Kelebihannya
Dapat langsung ditanggapi oleh lawan bicara
Jika terjadi kesalahan dapat langsung diperbaiki
Memperkecil peluang terjadinya kesalahn
Dapat dibantu dengan ekspresi wajah atau mimic dan gerakan gerakan tubuh
Kelemahan
Tata bahasa terkadang tidak baku
Terikat waktu dan tempat
Ragam tulis, penggunaan bahasa dengan menggunakan media tulisan dan kertas.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1.Tidak memerlukan kehadiran orang lain
2.Unsur tata bahasa dinyatakan secara lengkap
3.Tidak terikat ruang dan waktu, karena dapat dibaca dimana saja dan kapan saja
Kelebihannya
Dapat dibaca kapan saja dan dimana saja
Memiliki bukti otentik
Dapat dibaca berulang kali
Lebih dapat berekspresi dengan kata kata
Kelemahan
Jika terjadi kesalahan membutuhkan waktu lama atau sulit untuk langsung diperbaiki
Ejaan salah maka makna kalimat akan menjadi ambigu
ragam bahasa hukum,
tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan
ciri – cirinya
1lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
2.objektif dan menekan prasangka pribadi
3.memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan kategori yang diselidiki untuk
menghindari kesimpangsiuran
4.tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensasi
5.membakukan makna kata-katanya, ungkapannya, dan gaya paparannya berdasarkan
konvensi
6.bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai
7.bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil daripada yang dimiliki kata
biasa.
Ragam Bahasa Sastra
ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-jelasnya melalui rangkaian kata bermaknakonotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
Ciri cirinya
1). Bahasa Indonesia ragam baku,
2). Pengunaan kalimat tidak efektif;
3). Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;
4). Pengunaan kata dan istilah yang bermakna kias;
5). adanya penonjolan persona sehingga tidak ada objektivitas penulisan
Bahasa bisnis
Ragam bahasa hukum
Ciri-cirinya
1.Logis, artinya dapat diterima oleh akal sehat, terutama mengenai isi yang diungkapkan dalam
susunan kalimat.
2. Lugas, artinya langsung mengenai masalah, tanpa kata atau kalimat yang tidak menambah
penjelasan. Selaras dengan kelugasan diperlukan pilihan kata yang padat makna dan kalimat yang
ringkas.
3. Bermakna tunggal, artinya hanya mengandung satu maksud.
4. Kuantitatif, artinya keterangan yang diberikan itu dinyatakan dengan angka.
5. Denotatif, artinya menggunakan satuan bahasa yang tidak melibatkan perasaan.
6. Baku, yakni menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
7. Runtut, maksudnya antara kalimat yang satu dengan yang lain atau paragraf yang satu dengan
Sikap generasi muda saat ini seperti yang telah kita ketahui, banyak generasi muda yang lebih suka dan bangga menggunakan bahasa asing atau bahasa gaul. Hal ini menyebabkan rasa cinta tanah air kita berkurang, karena bahasa Indonesia yang baik dan benar telah diubah menjadi bahasa gaul untuk berkomunikasi sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia juga semakin tergeser oleh penggunaan bahasa asing di negara kita, padahal penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar merupakan wujud rasa cinta tanah air kita. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional di negara Indonesia
Tidak hanya bahasa Indonesia yang tinggalkan Generasi muda saat ini,generasi muda juga sudah mulai malu menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, meski lawan bicaranya berasal dari suku atau etnis yang sama.ini bisa mengakibatkan keruntuhan bangsa Indonesia dalam segi bahasaStaf Peneliti Balai Bahasa Medan, Anharuddin Hutasuhut, di Medan, Senin, mengatakan, rasa malu berlebihan dalam menggunakan bahasa sendiri justru mencerminkan sikap masa bodoh yang bisa melunturkan kesetiaan, kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa sendiri.
Menurut dia, dari semua aspek kehidupan manusia, bahasa merupakan aspek yang paling penting, karena dengan bahasa manusia berkomunikasi, menciptakan keindahan, menyatakan perasaan-perasaan sekaligus menjadi alat untuk menyampaikan pengetahuan.
Apa yang akan terjadi dalam kurun waktu yang panjang itu mengenai perkembangan bahasa Indonesia? Tidak dipungkiri bahwa bahasa Indonesia sebagai organism yang hidup, tumbuh dan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, pertumbuh kembangnya itulah yang mengantar dilema seiring keterbukaan komunikasi yang ditopang oleh kepesatan teknologikomunikasi itu sendiri. Seyogianya keterbukaan komunikasi dan kepesatan teknologi mendorong perkembangan Bahasa Indonesia yang bermartabat, berharkat dan terjunjung tinggi
Tetapi apa? Bahasa Indonesia tergiring menjadi tumbuh liar, tanpa arah yang rentan dan rawan bagi ahli waris generasi 1928. Salah satu pemicunya adalah penggunaan Bahasa Indonesia melalui siaran, baik melalui media radio maupun media televisi. Memang untuk mewujudkan Bahasa Siaran yang standar atau baku seperti mengharapkan limau berduri, karena kemajemukan bangsa Indonesia dan keberagaman dialek Nusantara. Bangsa-bangsa yang sudah maju saja seperti Inggris, Prancis dan Belanda memerlukan waktu yang cukup panjang dalam menetapkan bahasa lisan baku yang menjadikan lembaga penyiarannya sebagai modal. Konon pula bangsa kita yang sudah 63 tahun merdeka, tetapi sampai kini belum mampu menghasilkan undang-undang kebahasaannya. Karena itulah bahwa kita tumbuh liar terperangkap pada budaya pop dan budaya instan yang globalistis yang maunya serba gampang. Dampaknya Bahasa Indonesia menjadi “terpinggirkan”, kehilangan penghargaan dan apresiasi terutama dari generasi muda. Diperparah lagi dengan kebijakan pendidikan kita yang membuka kelas-kelas internasional di sekolah-sekolah nasional dengan enjadikan Bahasa Inggris sebagai berhala.